ZonaBebaZ
ZonaBebaZ

Minggu, 08 September 2013

Diam - diam SBY Pikirkan Pemindahan Ibu Kota Negara Keluar Jakarta

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku sempat mempertimbangkan usulan atau pemikiran untuk memindahkan Ibu Kota dari Jakarta. Terlebih, berbagai wacana tersebut sudah bermunculan di berbagai media dan menjadi pokok bahasan dalam setiap diskusi.

Diam - diam SBY Pikirkan Pemindahan Ibu Kota Negara Keluar Jakarta

"Empat hingga lima tahun lalu diam-diam saya memikirkan sudah saatnya Indonesia membangun pusat pemerintahan yang baru di luar Jakarta. Waktu itu bermunculan debat dan wacana," kata SBY dalam keterangan pers di sela-sela kunjungan kerja di St. Petersburg, Rusia, Sabtu (7/9), seperti dilansir Antara.

Meski sudah menjadi berbagai perdebatan, SBY memilih diam dan tidak banyak bicara. Namun, secara diam-diam ia membentuk tim kecil untuk mempelajari wacana tersebut.


"Saya memilih diam dan kemudian membentuk tim kecil untuk pikirkan pemindahan ibu kota. Biar pusat ekonomi perdagangan di Jakarta dan goverment centre di tempat lain," lanjutnya.

Pemikirannya itu tak lepas dari pengalaman beberapa negara lain yang berhasil memindahkan ibu kotanya, Malaysia, Australia, Turki dan Kazakhstan. Ia menilai, ada nilai lebih yang dapat dipetik, antara lain tata kota yang lebih baik dan juga hal-hal lainnya dapat membentuk citra positif Indonesia.

Meski begitu, SBY kembali mengingatkan agar Jakarta terus dibenahi dan dikembangkan menjadi pusat bisnis, perdagangan, jasa dan pariwisata. Dengan demikian, Jakarta tetap berkembang menjadi kota yang lebih maju dan menarik.

"Kita sama-sama menyaksikan ibu kota Astana (Kazakhstan-red), yang sangat khas, gedungnya ikonik dengan arsitektur yang luar biasa. Kota yang teratur dengan desain yang bagus," paparnya.

Pilihannya memilih diam dan tidak mengumumkan pembentukan tim kecil itu dilakukan demi menghindari perdebatan publik. Padahal belum didiskusikan dan dipandang lebih luas.

"Saya memilih diam, karena biasanya apapun muncul ide baru langsung didebat dan disalahkan. Sebaliknya, kalau bilang tidak perlu pindah, juga didebat," kata Presiden.

Menurutnya, pembenahan sudah sulit dilakukan bila pusat pemerintahan tetap di Jakarta. Dia meyakini, proses itu bisa dijalani pada pemerintahan berikutnya dengan kemampuan anggaran yang lebih tepat.

Apalagi, pemindahan pusat pemerintahan tidak hanya memakan biaya yang cukup tinggi, tapi juga memerlukan biaya politik. Meski demikian hal itu bisa dilakukan bila memang kebutuhannya sudah mendesak dan didasari kepentingan bangsa dan negara.

"Saya berpikir tugas presiden berikutnya, bila secara ekonomi kita sudah kuat dan tidak ada solusi yang baik untuk Jakarta, maka tidak keliru kita pikirkan tempat yang bisa bangun pusat pemerintahan baru," paparnya.

Rencana atau pemikiran pemindahan pusat pemerintahan telah ada sejak zaman Belanda. Pemerintah Hindia Belanda memiliki rencana pemindahan ibu kota Hindia Belanda dari Batavia ke Bandung. Sementara pada zaman pemerintahan Presiden Soekarno, Palangkaraya telah disiapkan untuk menjadi ibu kota menggantikan Jakarta dan terakhir di masa pemerintahan Presiden Soeharto, kawasan Jonggol direncanakan sebagai pusat pemerintahan. (Merdeka)

Jumat, 06 September 2013

Jonathon Fletcher Sang Pelopor Mesin Pencari Internet (Bagian I)

Mesin pencari sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat informasi. Hampir setiap hari, orang modern kini menggunakan Internet untuk mengakses informasi.

Jonathan Fletcher (tengah), pelopor mesin pencari di Internet


Bicara mesin pencari, tentunya tidak lepas dari Google, perusahaan nomor satu mesin pencarian Internet. Pada bulan September ini, tercatat Google menginjak usia 15 tahun sejak pertama kali dikembangkan dua sekawan, Sergey Brin dan Larry Page, tahun 1998 silam.

Meski karya keduanya itu mempopulerkan mesin pencari, tapi sesungguhnya, Brin dan Page bukanlah yang pertama menemukan mesin pencari. Apalagi Yahoo dan Bing.


Dilansir BBC, Kamis 5 September 2013, ide cikal bakal mesin pencari pertama kali dicetuskan oleh seorang bernama Jonathon Fletcher. Ia sudah menemukan Web crawling, cikal bakal mesin pencari, 20 tahun silam, atau lima tahun sebelum Google hadir ke dunia.

Untuk diketahui Web crawling merupakan inti teknologi yang digunakan perusahaan mesin pencari utama seperti Google, Yahoo maupun Altavista. Web crawling merupakan program otomatis yang membuat indeks konten. Web ini juga mampu membaca teks, link, tag yang terlihat pada halaman Web.

Momentum awal

Temuan Fletcher terjadi pada 1993, yang mana masa itu merupakan masa pertumbuhan Web.

Tercatat, pada tahun itu, telah muncul browser populer pertama bernama Mosaic. Antarmuka Mosaic hampir sama dengan konsep antarmuka pencarian saat ini. Browser itu memiliki ribuan halaman Web.

Nah, Mosaic saat itu mengalami kendala pencarian, yaitu bagaimana menemukan Web yang belum terpecahkan. Mosaic saat itu memiliki halaman yang disebut What's New, fitur yang mengindeks website baru.

Masalah lain, agar menjadi website yang mapan, penemu Mosaic harus menuliskan website ke National Center for Supercomputing Applications (NCSA) di University of Illinois Urbana-Champaign, di mana tim browser Mosaic bekerja.

Di sisi lain, saat itu, Fletcher yang jebolan University of Stirling, mendapat tawaran belajar di University of Glasgow. Tapi sialnya, belum sempat menimba ilmu, biaya belajarnya dipotong.

Otomatis, Fletcher harus memutar otak agar mendapatkan sumber pendapatan.

"Jadi saya kembali ke kampus dan bekerja sebagai staf departemen teknologi," ujar Flecher berkisah.

Momentum inilah yang mempertemukannya dengan World Wide Web (WWW) dan halaman What's New milik Mosaic.

Buat indeks


Tangan dingin Fletcher langsung menemukan ada yang tak beres dengan Mosaic. Ia menyadari halaman What's New secara fundamental cacat. Indeksnya masih sangat berantakan.

Ia mengubah fungsi Mosaic menjadi lebih bagus dalam update konten maupun pencarian Web lain. Besutannya itu ia klaim sebagai Web crawling pertama. Dia menyebut temuannya JumpStation.

Melalui temuan itu, ia mengumpulkan indeks halaman yang nantinya bisa dicari Web crawler.

Sepuluh hari kemudian, tepatnya 21 Desember 1993, JumpStation kehabisan Web untuk dikunjungi. Posisi saat itu, JumpStation telah mengindeks 25.000 halaman Web.

Sebagai perbandingan Google saat ini sudah mengindeks 1 triliun halaman Web. (VivaNews)

Demi Rakyat Pemerintah Malawi Jual Pesawat Kepresidenan

Pemerintah Malawi tengah melancarkan program memerangi kelaparan yang diderita satu juta rakyatnya. Dana dari program itu dari hasil menjual pesawat jet kepresidenan senilai US$15 juta. Puluhan mobil mewah para menteri juga harus dijual untuk mendukung program itu. "Dana yang didapat dari penjualan jet presiden akan digunakan membeli jagung lokal untuk memberi makan rakyat yang menderita. Sebagian lagi digunakan untuk membeli bibit kacang-kacangan," kata juru bicara Departemen Keuangan Malawi, Nations Msowoy, seperti dilansir Reuters, Kamis 5 September 2013.



Penjualan pesawat ke perusahaan Virgin Islands, Bohnox Enterprise telah diumumkan Mei lalu. Jet mewah itu memang cukup menguras kas negara, Sebab, biaya pemeliharaan dan asuransinya mencapai US$ 300.000 per tahun.


Presiden Joyce Banda, pengganti Mutharika yang meninggal karena serangan jantung pada April 2012 lalu, menjadikan penjualan pesawat sebagai prioritas kebijakan saat memperbaiki kebijakan pendahulunya.

Dana tersebut bisa memberi makan 1,46 juta orang sampai akhir Maret mendatang. Jumlah tersebut merupakan data yang tercatat Komite PBB sebagai rakyat yang kekurangan pangan.

Langkah lain yang diambil Presiden Banda adalah penghematan. Dia memotong gajinya sendiri sebesar 30 persen dan berjanji untuk menjual 35 mobil Mercedes Benz yang digunakan para menterinya.

Pemerintah Malawi sempat membuat berang negara-negara donatur Barat, yang biasanya menyumbang 40 persen dari anggaran, ketika Presiden Bingu wan Mutharika membeli 14 pesawat penumpang Dassault Falcon 900EX lansiran 2009. (VivaNews)
 
// EMOTICON KOMENTAR // ENDING EMOTICON KOMENTAR