Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, melempar wacana baru untuk mengatasi banjir di ibukota. Pria yang karib disapa Jokowi ini ingin membangun terowongan raksasa atau smart tunnel dari Jalan MT Haryono hingga kawasan Pluit.
Jokowi mengaku ide ini datang dari Malaysia. Negeri jiran itu memang telah membangun smart tunnel (Stormwater Management and Road Tunnel) untuk menampung air hujan. Proyek ini mulai dibangun pada 2003. Kemudian resmi dibuka empat tahun kemudian, tepatnya 14 Mei 2007.
Smart tunnel ini menjadi terowongan terpanjang dengan teknologi paling maju di Malaysia. Smart tunnel mampu mengalihkan banjir, menjauh dari pertemuan dua sungai besar--Sungai Klang dan Kerayong--yang mengalir melalui pusat Kota Kuala Lumpur. Kota ini memang diprediksi bakal banjir tiap 100 tahun sekali. Sampai 18 Juli 2010, terowongan ini tercatat mampu mencegah tujuh potensi bencana banjir.
Smart tunnel Malaysia membentang sepanjang 9,7 kilometer, dimulai dari Danau Kampung Berembang dan berakhir di Danau Taman Desa. Selain untuk menampung air banjir, terowongan ini juga berfungsi untuk jalan raya saat kondisinya kering. Sebab, dalam terowongan itu juga dibangun dua jalur jalan tol sepanjang 4 kilometer.
Terowongan ini memiliki penyimpan air dan dua gorong-gorong kotak untuk mengalihkan banjir. Selain itu, ada pula cekungan untuk resapan. Smart tunnel juga dilengkapi dengan ventilasi di setiap 1 kilometer. Ventilasi ini memungkinkan sirkulasi udara, sehingga kualitas udara di jalan tol tetap terjaga.
Tak hanya itu, terowongan ini juga dilengkapi dengan peralatan pemadam kebakaran, telekomunikasi, dan kamera pengintai. Masing-masing peralatan tersebut diletakkan pada titik-titik di setiap 1 kilometer.
Sumber : VivaNews
0 komentar:
Posting Komentar