Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan Bersama Mobil Listrik Kebanggannya foto : merdeka.com |
Mata dunia kini seolah tertuju ke mobil ramah lingkungan ini. Tidak tanggung-tanggung, negara di Eropa cukup tertarik dengan mobil listrik ini. Bahkan, beberapa pihak dari Asia telah menemui sang pencipta mobil listrik Ahmadi, Dasep Ahmadi.
Kepada merdeka.com, Dasep bercerita, mobil tersebut diminta untuk dipamerkan dalam pertemuan negara-negara dengan perekonomian terbesar dunia yang terkumpul dalam kumpulan negara G8 tahun depan.
Dasep mengaku mendapat mandat dari negara G8 agar contoh mobil tersebut dibawa dalam pertemuan yang dihadiri petinggi-petinggi negara maju.
Beberapa negara juga dikabarkan telah kepincut dan berniat membeli mobil tipe Hyundai Atoz tersebut. Dasep mengklaim, setidaknya sudah ada lima negara yang kepincut mobil buatannya itu. Berikut lima negara tersebut :
Norwegia
Dasep Ahmadi, Pencipta mobil listrik ini menceritakan, pihaknya baru saja didatangi perwakilan kedutaan Norwegia. Mereka mengatakan tertarik memesan mobil listrik ini untuk kendraan operasional di negaranya.
"Kedutaan Norwegia datang ke tempat kami, dia tertarik untuk beli," ungkap Dasep ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Jika sampai ke Norwegia, maka mobil listrik Ahmadi akan berganti nama. Dasep sudah menyiapkan nama baru untuk Ahmadi. Nama Ahmadi akan diganti menjadi Evina. "Mereknya nanti Electric Vehicle Indonesia, brandnya atau nama dagangnya gitu," tegas Dasep yang bengkelnya berada di Depok, Jawa Barat.
Tidak ada yang berbeda antara Ahmadi dan Evina. Tipenya pun sama. Tidak menunggu lama, Dasep menegaskan pihaknya siap mengirim Ahmadi ke Norwegia.
Turki
Tidak hanya kedutaan Norwegia yang kepincut mobil listrik Ahmadi. Kedutaan Turki juga dikabarkan tertarik dengan mobil listrik ini. Mereka juga telah menemui Dasep untuk membicarakan pembelian mobil listrik tersebut.
Negara-negara tersebut mengaku tertarik dengan mobil listrik karena dianggap mobil masa depan yang tidak menggunakan bahan bakar minyak dan tidak menimbulkan polusi.
"Memang mobil listrik ini adalah mobil masa depan, mereka ingin memiliki. Mereka pesan sama kita karena mereka belum punya," ujar Dasep.
Bangladesh
Seolah tidak mau kalah cepat, pihak kedutaan Bangladesh juga menemui Dasep. Tujuannya, kata Dasep, untuk memesan mobil listrik buatannya. bangladesh dikabarkan tertarik dengan mobil listrik karena dianggap mobil masa depan yang tidak menggunakan bahan bakar minyak dan tidak menimbulkan polusi.
Selain itu, mahalnya bahan bakar di negara mereka mendorong untuk mencari alternatif transportasi yang tidak membutuhkan bahan bakar minyak. Dasep mengatakan, di Bangladesh saja harga bahan bakar satu liter lebih dari Rp 10.000.
Korea
Prospek mobil listrik Ahmadi yang didukung oleh Menteri BUMN Dahlan Iskan semakin cerah. Setelah dilirik 3 negara yaitu Norwegia, Turki, Bangladesh, kini giliran Korea Selatan yang menyatakan tertarik dengan mobil listrik tipe 'Hyundai AtoZ' ini.
Di Korea, Dasep mengaku hanya melakukan pertukaran ilmu mengenai mesin dan hal lain mengenai mobil listrik. Tak ketinggalan, Korea juga tertarik untuk mengembangkan mobil listrik tersebut.
"Di Korea saya bertemu dengan oranglah dan saya membicarakan mesin dan segala macam, sharing experience lah," tukas Dasep.
Argentina
Dasep menuturkan, Argentina adalah negara yang sangat terkenal kebersihan udaranya. Itulah alasan mereka tertarik menggunakan mobil listrik. Karena ketertarikannya, Presiden Argentina, Cristina Fernandez de Kirchner, akan mendatangi Indonesia dan membicarakan proyek-proyek apa saja yang bisa digarap termasuk mobil listrik yang akan berubah nama menjadi Evina (Electric Vehicle Indonesia) ini.
"Presiden Argentina akan datang tahun ini atau tidak awal tahun depan. Saya lupa pastinya. Tapi nanti akan dibicarakan apa yang bisa dikerjakan, termasuk mobil listrik," ungkap Dasep ketika dihubungi merdeka.com di Jakarta, Selasa (6/11).
Dasep mengatakan, dengan adanya kerjasama antara Argentina dan Indonesia dalam mobil listrik akan menguntungkan kedua negara karena Argentina adalah salah satu negara penghasil Lithium yang merupakan salah satu komponen mobil listrik tersebut.
"Ada hal yang bisa saling untung bisa dikembangkan dengan Argentina. Kan Argentina terkenal dengan udaranya bersih, mereka pengen udara bersih. Juga, Argentina adalah negara penghasil material lithium terbesar. China saja beli dari sana. Jadi kita pengen sharing potensi," jelasnya.
Sumber : Merdeka
0 komentar:
Posting Komentar